MAKALAH
STRATEGI BISNIS SISTEM INFORMASI
MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS BISNIS
Disusun
Oleh
BAMBANG SETIA
BUDI 151100076
YAYASAN AMAL BAKTI MUKMIN PADANG
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER
STMIK INDONESIA PADANG
SISTEM INFORMASI
TAHUN 2018
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Perusahaan
merupakan alat dari badan usaha untuk mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan
yang maksimal dengan menjual barang dan atau jasa kepada masyarakat. Setiap
perusahaan yang berdiri dan beroperasi pasti memiliki tujuan yang ingin
dicapai, baik itu merupakan tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.
Tujuan-tujuan
tersebut harus dapat dicapai oleh perusahaan agar mereka mampu mempertahankan
keberadaannya dalam dunia usaha yang semakin berkembang (era globalisasi)dan
tidak tergeser oleh para pesaing perusahaan. Salah satu cara yang dapat
dilakukan perusahaan agar mampu bertahan bahkan memenangkan persaingan bisnis
yang sangat ketat tersebut adalah melalui penerapan sistem informasi yang baik.
Sebuah
sistem informasi adalah sistem yang dibuat oleh manusia, berisikan himpunan
yang terintegrasi dari berbagai komponen manual dan berbagai komponen
terkomputerisasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data, menyimpan data,
mengolah atau memproses data, dan menghasilkan informasi.
Sistem informasi yang baik dapat diartikan
juga sebagai sebuah sistem terpadu yang mengkombinasikan secara teratur antar
sumber daya manusia (people), perangkat pengolah informasi (hardware dan
software), jaringan komunikasi (network) yang bekerja secara bersama-sama untuk
menyajikan informasi yang berguna dalam mendukung kegiatan operasional
perusahan termasuk kegiatanpengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan.
Sistem
informasi dapat membantu segala jenis kegiatan bisnis dalam meningkatkan efisiensi
dan efektifitas proses bisnis yang dijalankan, pengambilan keputusan yang
bersifat operasional ataupun stratejik, kerjasama kelompok kerjahingga dapat
memperkuat posisi kompetitif perusahaan dalam persaingan bisnis yang sangat
dinamis di era saat ini.
Sistem
informasi memiliki peranan yang sangat penting didalam mendukung perusahaan
untuk mencapai tujuannya. Dikarenakanpentingnya peranan dari sistem informasi
tersebut, maka diperlukan adanya pengembangan dari sistem informasi tersebut
yang menjadi sebuah sistem yang dengan mudah dapat mengakses sumber daya-sumber
daya informasi yang dibutuhkan, baik merupakan informasi dari dalam perusahaan
maupun dari luar perusahaan. Sistem informasi lintas fungsi manajemen
(co-sourcing) perusahaan akan dapat mendukung, serta meningkatkan komunikasi
dan kerjasama antar tim atau kelompok kerja di dalam suatu perusahaan ataupun
diluar perusahaan(in-co-out sourcing).
Pengembangan
sistem informasi dalam perusahaan dapat dilakukan melalui tiga metode yaitu
in-sourcing, co-sourcingdan out-sourcing.Pemilihan alternatif pengembangan yang
tepat akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan dan sebaliknya kesalahan
dalam pemilihan alternatif pengembangan akan menyebabkan investasi yang telah
dikeluarkan menjadi sebuah kerugian. Masing-masing alternatif memiliki
keunggulan dan kekurangan. Dalam pemilihan terhadap salah satu alternatif
pengembangan sistem informasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya biaya, waktu pengembangan, kemampuan sumber daya manusia yang
menjalankan sistem tersebut, dan faktor lainnya.
PT
Telkomsel sebagai perusahaan operator seluler terbesar di Indonesia yang
memberikan pelayanan kepada para pelanggan seluler yang berjumlah lebih dari
130 juta pelanggan, total pelanggan tersebut adalah sebanding dengan 53 % dari
total pelanggan seluler di Indonesia. Pelayanan yang disampaikan
(servicedelivery) dilakukan oleh karyawan yang berjumlah 4.700 orang dan
tersebardiseluruh wilayah Indonesia. Untuk menunjang kelancaran dalam
pelaksanaan opersional harian dan proses pengambilan keputusan, PT Telkomsel
mengembangkan sistem informasi manajemen yang disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan.
1.2.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan uraian yang telah
disampaikan sebelumnya, terdapat tiga alternatif dalam pengembangan sistem
informasi yang dapat dipiliholeh perusahan. Dengan demikian perlu dilakukan
suatu analisa atas alternatif yang digunakan dalam pengembangan sistem
informasi manajemen(teknologi informasi)di PT Telkomsel.
1.3.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menganalisa
Bagaimanakah pengembangan sistem informasi manajemen PT Telkomseldengan mengacu
kepada alternatif pengembangan sistem informisi diatas.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Pengertian
Sistem Informasi
Menurut O’Brien dan Marakas
(2010)“sistem merupakan sebuah kumpulan dari beberapa komponen yang saling
terkait untuk bekerja sama mencapai tujuan dengan menerima masukan (input) dan
menghasilkan keluaran (output) dalam sebuah proses transformasi yang teratur”.
Sebuah sistem mempunyai 3 komponen dasar atau fungsi yaitu :
a.
Input, yaitu kegiatan yang meliputi
penangkapan dan menyusunan elemen-elemen untuk dimasukkan dalam sistem dan
diproses.
b.
Proses, yaitu kegiatan yang meliputi
proses transformasi yang mengubah input menjadi output.
c.
Output, yaitu kegiatan yang meliputi
penyampaian elemen yang diproduksu oleh sebuah proses transformasi menuju
tujuan akhir.
Setiap
sistem memiliki batas-batas luar yang memisahkannya dari lingkungannya. Tidak
semua sistem memiliki kombinasi elemen sistem yang sama, namun secara umum bisa
digambarkan terdiri dari sumberdaya input(masukan), proses transformasi, dan
sumberdaya output(keluaran).
Berdasarkan Hubungan elemen, sistem dibagi atas :
a.
Open sistem yaitu : sistem yang
dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumberdaya.
b.
Closed sistem yaitu : sistem yang
tidak dihubungkan dengan lingkungannya.
Berdasarkan besar kecilnya sistem,
sistem terbagi atas :
·
Subsistem.
·
Supersistem atau suprasistem.
Sistem mempunyai karakteristik atau sifat – sifat tertentu,
yaitu :
·
Komponen Sistem.
·
Batasan Sistem.
·
Lingkungan Luar Sistem
·
Penghubung Sistem
·
Masukan Sistem
·
Keluaran Sistem
·
Pengolahan Sistem
·
Sasaran Sistem.
Information System(IS) atau yang
dalam Bahasa Indonesia disebut juga Sistem Informasi merupakan sistem pengolah
data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu
alat bantu pengambilan keputusan. Sistem Informasi yang akurat dan efektif,
dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based” atau
pengolahan informasi yang berbasis pada komputer. Sistem Informasi “berbasis
komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah
sistem informasi.
Secara teori, penerapan sebuah
Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya.
Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu
dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi
merupakan sistem pembangkit informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar sub
sistemnya, system informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas,
tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya.
Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari
beberapa komponen seperti orang, aktivitas, data, perangkat keras, perangkat
lunak, dan jaringan yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan
meningkatkan operasi sehari-hari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan
informasi untuk pemecahan masalahdan pengambilan keputusan.
Komponen
dari sistem informasi yaitu :
a.
Orang (brainware) yaitu semua pihak
yang bertanggung jawab dalam hal penyokong atau sponsor sistem informasi
(system owner), pengguna sistem (system users), perancang sistem (system designer)
dan pengembang sistem informasi (sistem development).
b.
Data (dataware)yaitu secara
konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas,dan
transaksi yang tidak mempunyai makna dan tidak berpengaruh langsung secara
langsung kepada pemakainya atau disebut juga sebagai sekumpulan fakta mentah
dalam isolasi.
c.
Perangkat Keras (hardware)yaitu Perangkat
keras yang meliputi piranti-piranti yang digunakan oleh sistem komputer untuk
masukan dan keluaran yang terdiri dari komputer, printer,jaringan (network).
d.
Perangkat Lunak (software)yaitu
sekumpulan instruksi-instruksi atau perintah-perintah yang memungkinkan
perangkat keras bisa digunakan untuk memproses data, atau sering disebut
sebagai program.
e.
Jaringan (netware)yaitu sistem
penghubung yang memungkinkan suatu sumber dipakai secara bersama-sama, baik
pada waktu dan tempat bersamaan ataupun berbeda.
2.2. Pengertian
Out-sourcing
Menuruto O’Brien dan Marakas (2010)
dalam bukunya “Introduction to Information Systems”, istilah outsourcing dalam
arti luas adalah pembelian sejumlah barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi
oleh internal perusahaan tetapi sekarang dengan memanfaatkan mitra perusahaan
sebagai pihak ketiga. Dalam kaitannya dengan TI, outsorcing digunakan untuk
menjangkau fungsi TI secara luas dengan mengontrak penyedia layanan eksternal.
Atau dapat dikatakan bahwa outsourcing
merupakan pemindahan atau pengalihan tanggung jawab kepada pihak ke dua dalam
hal ini adalah tenaga kerja. Melalui outsourcing, perusahaan dapat membeli
sistem informasi yang sudah tersedia, atau sudah dikembangkan oleh perusahaan outsource.
Perusahaan juga dapat meminta perusahaan outsource untuk memodifikasi sistem
yang sudah ada. Perusahaan juga dapat membeli software dan meminta perusahaan
outsource untuk memodifikasi software tersebut sesuai keinginan perusahaan.
Lewat outsourcing perusahaan dapat meminta untuk mengembangkan sistem informasi
yang benar-benar baru atau pengembangan dari dasar.
Kelebihan dalam pengembangan sistem
informasi dengan outsourcing meliputi :
1.
Biaya teknologi yang semakin
meningkat, dengan metode outsourcing perusahaan tidak melakukan investasi
tetapi menyerahkan biaya investasi tersebut kepada pihak ketiga dalam bentuk
outsourcing yang lebih murah dikarenakan outsourcer dapat dibagi ke beberapa
perusahaan.
2.
Meningkatkan fokus bisnis perusahaan
(bisnis inti) dengan skala lebih luas. Pelakasanaan operasional lainnya
dilakukan oleh perusahaan outsourcing yang telah berpengalaman di bidangnya.
Dengan melakukan outsourcing, maka perusahaan dapat berkonsentrasi secara penuhdalam
menangani bisnis intinya.
3.
Dengan melakukan outsourcing,
perusahaan menjadi flexible, lebih dinamis, dan lebih baik. Perusahaan dapat
melakukan perubahan dengan cepat sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4.
Dengan melakukan outsourcing, segala
resiko pekerjaan, ketenagakerjaan, kriminalitas, dan resiko lainnya menjadi
resiko perusahaan penyedia jasa outsourcing.
5.
Jasa yang diberikan Oleh outsourcer lebih
berkualitas dibandingkan dikerjakan sendiri secara internal, karena outsourcer
memang dispesialisasi dan ahli di bidang tersebut.
6.
Pengembangan sistem informasi
relatif lebih cepat, efketif dan efisien dikarenakan pengerjaannya dilakukan
oleh orang yang professional di bidangnya. Penghematan waktu proses dapat
diperoleh karena beberapa outsourcer dapat dipilih untuk bekerja sama dalam
penyediaan jasa yang diperlukan.
7.
Mendapatkan ide-ide yang inovatif
dan mendapatkan akses pada kemampuan kelas dunia.
8.
Hasil pengembangan sistem informasi
lebih berkualitas dan keuntungan dalam jangka pendek dapat langsung dirasakan
oleh perusahaan.
9.
Memudahkan akses pada pasar global
jika menggunakan vendor yang mempunyai kualitas dan reputasi yang baik.
10.
Perusahaan merasa tidak perlu
melakukan transfer teknologidanpengetahuan kepada outsourcer.
11.
Meningkatkan fleksibilitas untuk
mengantisipasi perubahan dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif baik
dalam penggunaan teknologi maupun perubahan volume bisnis.
12.
Meningkatkan fleksibilitas untuk
mengantisipasi perubahan dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif baik
dalam penggunaan teknologi maupun
perubahan volume bisnis.
13.
Memperbaiki kredibilitas perusahaan
dengan cara berasosiasi dengan pemberi jasa yang unggul.
14.
Mengurangi resiko penggunaan sumber
daya sistem informasi yang belum optimal dan meningkatkan kas dalam aset
perusahaan karena takperlu ada aset untuk teknologi informasi.
Kelemahandalam pengembangan sistem informasi dengan out sourcing
meliputi:
1.
Kehilangan kendali atau kontrol
terhadap sistem dan data karena bisa saja pihak outsourcer menjual data ke
pesaing.
2.
Menjadi sangat bergantung pada pihak
luar sehingga sangat sulit bagi perusahaan untuk mengambil alih kembali sistem
yang sedang berjalan terutama apabila ada kerusakan atau gangguan mendadak
terhadap sistem informasi perusahaan.
3.
Tidak ada transfer pengetahuan dari
pihak luar kepada pihak perusahaan.
4.
Dapat terjadi peluang penyalahgunaan
sistem informasi oleh vendor, misalnya pembajakan atau pembocoran informasi
perusahaan.
5.
Resiko tidak kembalinya investasi
yang telah dikeluarkan apabila terjadi ketidakcocokan sistem informasi yang
dikembangkan.
6.
Mengurangi keunggulan kompetitif
perusahaan karena semua pengembangan sistem informasi diserahkan kepada
perusahaan.
7.
Jika kekuatan tawar ada di tangan outsourcer,
perusahaan akan kehilangan banyak kendali dalam memutuskan sesuatu apalagi jika
terjadi konflik diantaranya.
8.
Perusahaan akan kehilangan kesempatan
untuk belajar membangun dan mengoperasikan aplikasi sistem informasi tersebut.
Carrie dan Indrajit dalam Pasaribu (2010) membedakan IT Outsourcing
ke dalam empat bagian, yaitu :
a.
Total Outsourcing, yaitu sepenuhnya
menyerahkan semuanya ke pihak lain, baik hardware, software dan brainware.
b.
Total Insourcing, yaitu peminjaman
atau penyewaan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh pihak lain yang di pakai
dalam jangka waktutertentu.
c.
Selective sourcing, yaitu perusahaan
memilah-milah bagian mana yang akan di serahkan kepada pihak lain dan bagian
yang tidak diberikan tersebut akan
dikelola oleh perusahaan sendiri.
d.
De facto insourcing, yaitu
menyerahkan semua yang menyangkut IT ke perusahaan lain dikarenakan adanya
latar belakang sejarah.
2.3. Pengertian
In-sourcing
Insourcing adalah mengoptimalkan
karyawan dalam perusahaan untuk dipekerjakanguna kepentingan bisnis sebuah
perusahaan. Misalnya perusahaan ingin mengembangkan sistem e-commercenya dengan
melimpahkannya kepada staff IT nya, tentunya sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki oleh karyawan tersebut.
Perusahaan yang menggunakan
insourcing biasanya memberikan standar tinggi akan tenaga kerja yang akan direkrutnya,
atau mungkin lebih memilih untuk merekrut karyawan profesional yang sudah
berpengalaman.Tentunya akan lebih sulit mendapatkannya dan apabila sudah
menemukan calon karyawan yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan perusahaan
sang calon karyawan akan menginginkan timbal balik yang lebih besar daripada
calon karyawan yang fresh graduate.
In-sourcing membutuhkan perencanaan
yang matang dan kemampuan SDM yang baik agar hasil yang didapat mendekati
kebutuhan perusahaan. Pengembangan dilakukan oleh para spesialis, misalnya
spesialis sistem informasi yang berada dalam department EDP (ElectronicData
Processing), IT (Information Technology) atau IS (Information System). Kelebihan
dalam pengembangan sistem informasi dengan insourcing meliputi:
a. Umumnya sistem informasi yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
b. Mudah untuk melakukan modifikasi dan
pemeliharaan (maintenance) terhadap sistem informasi, karena prosespengembangannyadilakukan
oleh karyawan perusahaan tersebut.
c. Kendali terhadap aplikasi strategi
dan pengambilan keputusan dalam pengembangan sistem informasi sepenuhnya ada
ditangan perusahaan tersebut.
d. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia atas karyawan yang terlibat dalam pengembangan sistem informasi
tersebut.
e. Lebih dalam melakukan pengawasan
pada proses pengembangan sistem dan keamanan data lebih terjamin karena hanya
melibatkan pihak internal perusahaan
f. Dalam pengembangannya membutuhkan
biaya yang relative lebihmurah.
g. Adanya insentif tambahan karyawan
yang diberi tanggung jawab untuk mengembangkan sistem informasi perusahaan
tersebut.
h. Dalam jangka panjang akan
meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
Kelemahan dalam pengembangan sistem
informasi dengan insourcing meliputi :
a. pengembangan sistem informasi
membutuhkan waktu relatif lama, dikarenakan
konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari.
b. Keterbatasan jumlah dan tingkat
kemampuan SDM dalam perusahaan yang menguasai teknologi informasi.
c. Resiko kegagalan pengembangan sistem
informasi menjadi tanggung jawab
perusahaan sepenuhnya.
d. Perubahan dalam teknologi informasi
yang terjadi secara cepat belum tentu diikuti oleh cepatnya perusahaan dalam mengadaptasi
perubahan tersebut, sehingga bisa saja menyebabkan teknologi yang digunakan tidak
up to date.
e. Membutuhkan waktu dan biaya tambahan
untuk melakukan pelatihan bagi operator dan programmer dalam mengembangkan
sistem informasi perusahaan.
f. Perusahaan dalam jangka pendek belum
dapat merasakan hasil dari pengembangan sistem informasi perusahaan.
g. Kurangnya tenaga ahli (expert) di
bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan persepsi dalam pengembangan
sistem dan hal tersebut menjadi tanggung jawab perusahaan.
h. Pada umumnya penggunaaan sumber daya
sistem informasi dalam perusahaan belum optimal karena karyawan tidak memiliki spesialisasi
dalam pengembangan sistem informasi.
2.4. Pengertian
Co-Sourcing
Perusahaan bekerjasama dengan pihak ketiga
untuk melaksanakan proses penyusunan, pengembangan dan pemeliharaan sistem
informasi. Pelaksanaan alternatif ini pada dasarnya dipengaruhi oleh
meningkatnya kegiatan suatu bisnis perusahaan dimana pada satu sisi perusahaan
dihadapkan pada keterbatasan sumberdaya manusia dalam knowledge sistem
informasi yang kurang,dan pada sisi yang lain sumberdaya manusia internal ini
dapat menangani manajemen perusahaan secara baik (efektif dan efisien)
Kelebihandalam
pengembangan sistem informasi dengan co-Sourcing meliputi :
a.
Adanya sharing knowledge antara
karyawan perusahaan tersebut dengan wakil dari vendor. Hal ini dapat
menyempurnakan sistem informasi yang dikembangkan dimana karyawan perusahaan
menguasai kebutuhan sistem dalam perusahaan, sedangkan vendor menguasai bidang
teknologi informasi.
b.
Perusahaan dapat melakukan transfer
teknologi dan transfer pengetahuan dari vendor ke dalam perusahaan.
c.
Sistem yang dibangun relative sesuai
dengan kebutuhan perusahaan karena perencanaan pengembangan yang lebih kompetitif.
d.
Kegagalan yang timbul dalam
pengembangan sistem informasi menjadi tanggung jawab kedua belah pihak (risk
sharing) dan penyelesaiannya dapat didiskusikan bersama.
e.
Biaya pengembangan sistem informasi
relatif murah karena terdapat sharing costyang ditanggung bersama oleh
perusahaan dan vendor.
f.
Teknologi yang akan dikembangkan
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan sumberdaya perusahaan.
Kelemahan
dalam pengembangan sistem informasi dengan cosourcing meliputi :
a.
Perbedaan kepentingan antar
organisasi sehingga dapat terjadi konflik kepentingan antara perusahaan dan
vendor yang berdampak pada ganguan pelaksanaan sistem informasi.
b.
Terdapat kekhawatiran tentang
keamanan sistem informasi karena adanya peluang penyalahgunaan sistem informasi
oleh vendor, misalnya pembajakan atau pembocoran informasi perusahaan.
c.
Waktu yang relatif lama dalam transfer
teknologi dan pengetahuan dari pihak ketiga kepada pihak perusahaan.
d.
Relatif sulit melakukan perbaikan
dan pengembangan system informasi karena pengembangan perangkat lunak dilakukan
oleh vendor,sedangkan perusahaan umumnya hanya terlibat sampai rancangan
kebutuhan sistem.
e.
Perlu penyesuaian dari sisi budaya
kerja dalam pengembangan sistem infomasi perusahaan.
f.
Membutuhkan biaya yang relatif besar
karena melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaanya.
g.
Keuntungan perusahaan dalam
pengembangan system infomasi perusahaan tidak dapat dirasakan langsung dalam
waktu dekat.
BAB III
PEMBAHASAN
Pengembangan Sistem Informasi
Manajemen PT Telkomsel
Telkomsel sebagai perusahaan
operator seluler terbesar di Indonesia yang memberikan pelayanan kepada para
pelanggan seluler yang berjumlah lebih dari 130 juta pelanggan, total pelanggan
tersebut adalah sebanding dengan 53 % dari total pelanggan seluler di
Indonesia.
Pertama kali beroperasi pada tahun
1995, Telkomsel adalah anak perusahaan dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (PT
Telkom) dengan kepemilikan saham sebesar 65 % dan Singapore Telecom Mobile Pte
Ltd (Singtel) dengan kepemilikan saham sebesar 35 %. Dalam rangka memberikan pelayanan
terbaik kepada para pelanggannya, PT Telkomsel telah membangun sebanyak 1.000
BTSs (Base Transceiver Stations) perbulan pada tahun 2013 yang pembangunannya
dilakukan di lebih dari 300 kota di Indonesia , dari total BTSs yang dibangun
tersebut lebih dari 70 % adalah BTSs dengan teknologi 3G. Total jaringan BTSs
yang dimiliki Telkomsel sebanyak 70.000 BTSs dengan total karyawan sebanyak 4.700
orang yang melakukan kontrol terhadap BTSs tersebut. Jaringan Telkomsel telah
mampu memenuhi kebutuhan sebesar 95% dari populasi pengguna jasa seluler di
Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan layanan
bisnis digital (data), Telkomsel secara berkesinambungan melakukan investasi
dalam pembangunan jaringannya mengikuti perkembangan terkini dari teknologi
seluler dunia. Saat ini, PT Telkomsel telah sukses melakukan ujicoba jaringan
layanan seluler dengan teknologi berbasis LTE (Long Term Evolution/ 4G).
Telkomsel berkomitmen untuk
senantiasa menyediakan layanan digital (data) terbaik kepada pelanggannya.
Komitmen tersebut telah menjadikan Telkomsel sebagai pemimpin pasar dalam
layanan mobile digital lifestyle. Telkomsel saat ini telah memberikan layanan
atas penggunaan data kepada lebih dari 60 juta pelanggan. Dengan bergesernya
pola penggunaan mobile divices (handphone) dari semula hanya sebagai alat
komunikasi suara (telepon) dan kalimat (sms) menuju ke era digital data yaitu
era penggunaan mobile divices sebagai media entertainment, digital payment, digital
VAS (value added services) dan digital advertising, Telkomsel telah mampu
menangkap peluang tersebut dengan menyediakan product dan services yang sesuai
dengan kebutuhan pelanggan Telkomsel.
Selain investasi yang dilakukan di
sektor pengembangan jaringan sebagaimana penjelasan diatas. PT Telkomsel juga
melakukan investasi dalam pengembangan sistem informasi manajemen (investasi
dalamInformation Technology). Strategi pengembangan IT tersebut dilakukan dalam
rangka untuk mendukung pencapaian target perusahaan. Strategi pengembangan
tersebut meliputi :
a.
Pengembangan IT dalam rangka
mendukung bisnis utama perusahaan (legacy business –voice and SMS).
b.
Pengembangan sistem billing
perusahaan (charging and provisioning system) yang mendukung pengembangan
bisnis broadband perusahaan menjadi lebih kompetitif (broadband business).
c.
Pengembangan sistem informasi yang
memberikan kemudahan kepada para pengguna internal (business users) dalam
mengambil keputusan strategis secara cepat dan akurat sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Diantara pengembangan/perubahan IT yang sangat strategisdilakukan
oleh PT Telkomsel adalah :
a.
Instalasi CRM baru ( New Customer
Relationship Management System) dan Customer Care System.Pengembangan sistem
ini akan membantu perusahaan dalam menangani keluhan pelanggan lebih cepat dan
lebih mudah dalam proses monitoring atas penyelesaiannya.
b.
Proyek pengembangan OSDSS (Operational
and Strategic Decision Support System). Pengembangan sistem ini bertujuan untuk
membantu manajemen lebih cepat, dan lebih akurat dalam memperoleh informasi yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan strategis.
Proses pelaksanaan proyek
pengembangan system sebagaimana dimaksud diatas dilakukan oleh PT Telkomsel dengan
menggunakan sistemco-sourcing. Pertimbangan manajemen memutuskan menggunakan
sistem co-Sourcing ini sesuai dengan kelebihan yang telah dijelaskan sebelumnya
yaitu diantaranya :
a.
Adanya sharing knowledge antara
karyawan perusahaan tersebut dengan wakil dari vendor. Hal ini dapat
menyempurnakan sistem informasi yang dikembangkan dimana karyawan perusahaan menguasai
kebutuhan sistem dalam perusahaan, sedangkan vendor menguasai bidang teknologi
informasi.
b.
Perusahaan dapat melakukan transfer
teknologi dan transfer pengetahuan dari vendor ke dalam perusahaan.
c.
Sistem yang dibangun relatif sesuai
dengan kebutuhan perusahaan karena perencanaan pengembangan yang lebih
kompetitif.
Walaupun disadari adanya kekurangan
dalam pengembangan sistem secara cosourcing ini, namun perusahan memandang
dengan sistem tersebut lebih menguntungkan dibanding dengan sistem lainnya.Salah
satu pertimbangan karena bisnis seluler merupakan bisnis yang sangat
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, maka perubahan terhadap sistem
informasi teknologi (TI System) yang digunakan oleh perusahaan selaras dengan
perubahan teknologi di dunia seluler tersebut. Sehingga tingkat keusangan
sistem TI pun menjadi sangat tinggi.
Namun hal ini bukan berarti bahwa
semua sistem TI yang dimiliki oleh PT Telkomsel dikembangan dengan menggunakan
sistem/model cosourcing. Untuk sistem TI yang digunakan dalam aktifitaspercepatan
proses operasional harian, perusahaan melakukan
pengembangan aplikasi atau sistem alat kerja (Tool Application) dengan
menggunakan model insourcing.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah
disampaikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan :
a.
Pengembangan sistem Teknologi
Informasi dapat dilakukan dalam 3 model pendekatan yaitu : Outsourcing Model,
Insourcing Model dan Cosourcing Model.
b.
Pemilihan atas sistem pengembangan
yang dipilih oleh setiap perusahaan mengacu kepada tujuan dari masing-masing
perusahaan tersebut dengan mempertimbangkan faktor-faktor kelebihan dan kekurangan
dari masing-masing model tersebut.
c.
PT Telkomsel dalam mengembangkan
beberapa sistem Teknologi Informasinya, menggunakan model cosourcing dengan
pertimbangan karena bisnis seluler merupakan bisnis yang sangat dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi, maka perubahan terhadap sistem informasi teknologi
(Technology InformationSystem) yang digunakan oleh perusahaan selaras dengan
perubahan teknologi di dunia seluler tersebut. Sehingga tingkat keusangan
sistem TI pun menjadi sangat tinggi.
d.
Sistem TI yang digunakan dalam
aktifitas percepatan proses operasional harian, PT Telkomsel melakukan
pengembangan aplikasi atau sistem tersebut dengan menggunakan model insourcing.
DAFTAR PUSTAKA